Malam ini, saya ingin menulis di blog.
Satu kata.......lelah. Ya, saya lelah, saya muak dengan dengan keadaan sekarang. Multi amanah orang bilang orangnya keren, kuat, dan asumsi-asumsi lainnya, tetapi berbeda sekali dengan apa yang kurasakan. Aku mulai merasakan lelah, jenuh bahkanhampir putusasa dengan segala multi amanah yang saya ini aku rasakan. Imunku mulai menurun, aku merasa kasian dengannya, dia harus berjuang mati-matian menjaga kesehatanku, padahal orangnya sendiri tidak menjaganya dengan baik. Sampai kapan harus begini terus? Dalam hati, setiap saat, aku selalu berkata pada diriku sendiri "sabarlah, tenang, sebentar lagi segalanya akan selesai dan semua berakhir dengan titik, tidak koma lagi, bahkan tak ada alinea baru."
Manusia, utamanya umat Islam (muslimin dan muslimah), tidak boleh putus asa, harus selalu menabung hal positif dengan positive thinking dan bisa menerima keadaan. Aku sempat berpikir bahwa kedua hal itu sangat tipis bedanya dengan keputusasaan. Aku yakin aku bisa melalui hal ini semua dengan senyuman, meski aku harus bertemu batu masalah yang besar. Aku yakin akan ada pelangi dibalik segalanya. Aku yakin bahagia telah menungguku di ujung cerita ini, serta aku yakin kamu ada di titik akhir cerita ini untuk menjemputku dan mengantarku ke dunia fantasi dimana selalu kebahagiaan di dalamnya. Aku menunggu, aku masih menunggu hal itu datang.
Pepatah bilang "Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian."
Memang benar pepatah itu, orang jaman dahulu memang keren, saya bangga menjadi warga pribumi, mereka loyal, mau diajak susah dahulu, demj bertemu kebahagiaan abadi.
Jember, 2 Oktober 2015
Satu kata.......lelah. Ya, saya lelah, saya muak dengan dengan keadaan sekarang. Multi amanah orang bilang orangnya keren, kuat, dan asumsi-asumsi lainnya, tetapi berbeda sekali dengan apa yang kurasakan. Aku mulai merasakan lelah, jenuh bahkanhampir putusasa dengan segala multi amanah yang saya ini aku rasakan. Imunku mulai menurun, aku merasa kasian dengannya, dia harus berjuang mati-matian menjaga kesehatanku, padahal orangnya sendiri tidak menjaganya dengan baik. Sampai kapan harus begini terus? Dalam hati, setiap saat, aku selalu berkata pada diriku sendiri "sabarlah, tenang, sebentar lagi segalanya akan selesai dan semua berakhir dengan titik, tidak koma lagi, bahkan tak ada alinea baru."
Manusia, utamanya umat Islam (muslimin dan muslimah), tidak boleh putus asa, harus selalu menabung hal positif dengan positive thinking dan bisa menerima keadaan. Aku sempat berpikir bahwa kedua hal itu sangat tipis bedanya dengan keputusasaan. Aku yakin aku bisa melalui hal ini semua dengan senyuman, meski aku harus bertemu batu masalah yang besar. Aku yakin akan ada pelangi dibalik segalanya. Aku yakin bahagia telah menungguku di ujung cerita ini, serta aku yakin kamu ada di titik akhir cerita ini untuk menjemputku dan mengantarku ke dunia fantasi dimana selalu kebahagiaan di dalamnya. Aku menunggu, aku masih menunggu hal itu datang.
Pepatah bilang "Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian."
Memang benar pepatah itu, orang jaman dahulu memang keren, saya bangga menjadi warga pribumi, mereka loyal, mau diajak susah dahulu, demj bertemu kebahagiaan abadi.
Jember, 2 Oktober 2015
wah ceritanya seru baget nih .jangan lupa kunjungi cerita di bloggku yaitu www.muhamadwanto.blogspot.com
ReplyDelete